Gejala, Penyebab, Penanganan dan Pencegahan HIPOTERMIA ketika Mendaki Gunung

APA ITU HIPOTERMIA?

Mendaki gunung memang kegiatan yang menyenangkan, disamping keindahan puncak gunungnya, pada proses pendakian pun sering sekali pendaki disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa. Namun, ternyata untuk melakukan pendakian tidak semudah seperti yang kita bayangkan. Banyak orang yang meninggal dalam pendakian karena kehilangan arah atau tersesat, karena kecelakaan atau terserang penyakit tertentu.

Ada beberapa kejadian yang bisa dikategorikan sebagai penyakit gunung. Salah satunya adalah hipotermia, yaitu gangguan medis yang terjadi dalam tubuh dimana terjadi penurunan temperatur tubuh secara tidak wajar. Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu lagi memproduksi panas untuk mengimbangi dan menggantikan panas tubuh yang hilang dengan cepat. Ketika mengalami hipotermia dimana kondisi suhu tubuh normal manusia adalah 37 derajat Celcius, suhu tubuh turun drastis menjadi sangat rendah sampai dibawah 35 derajat Celcius. Di saat terjadi hipotermia, beberapa organ pada tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik seperti fungsi jantung dan sistem saraf. Apabila tak segera diatasi, bisa jadi menyebabkan kegagalan fungsi jantung total dan sistem pernapasan pada korban dan menyebabkan kematian.

Namun, hal ini bisa dicegah jika kita mempersiapkan diri sebelum pendakian. Semakin matang persiapan yang dilakukan, maka semakin minim risiko yang dihadapi.

GEJALA HIPOTERMIA

Gejala hipotermia terjadi bervariasi tergantung pada tingkat bahayanya. Gejala hipotermia dimulai dari tubuh yang menggigil ketika suhu mulai turun. Gejala menggigil ini terjadi sebagai pertahanan tubuh terhadap suhu dingin agar tubuh tetap hangat. Semakin rendah suhu tubuh , maka gejala-gejala lain mulai terasa. Ada tiga tahapan gejala hipotermia berdasarkan tingkat bahayanya:

Hipotermia ringan, suhu tubuh menurun di kisaran 32°C–35°C. Beberapa tanda pada hipotermia ringan meliputi:

  • menggigil
  • kulit pucat dan kelelahan,
  • reaksi tubuh yang mulai lambat / respon menurun
  • kulit terasa dingin ketika disentuh
  • mengantuk,
  • denyut nadi melemah,
  • detak jantung semakin cepat,
  • napas cepat,
  • kebingungan.

Hipotermia sedang, suhu tubuh menurun di kisaran 28°C–32°C. Beberapa tanda pada hipotermia sedang meliputi:

  • tubuh sudah tidak menggigil, tetapi muncul warna kebiruan pada kulit
  • penurunan kesadaran
  • pupil mata jadi melebar disertai dengan kaku otot, tekanan darah rendah, dan bicara yang tidak jelas.

Hipotermia berat, suhu tubuh menurun sampai di bawah 28°C. Beberapa tanda pada hipotermia berat meliputi:

  • pernapasan dan denyut nadi sangat lemah
  • tidak memberi respon
  • henti jantung, sesak napas, dan penumpukan cairan pada paru-paru
  • kaku otot
  • pada kondisi ini, tubuh bisa mengalami koma atau bahkan kematian.

PENYEBAB HIPOTERMIA

Hipotermia terjadi akibat tubuh kehilangan panas lebih cepat dibandingkan tubuh memproduksi panas. Penyebabnya berasal dari faktor internal dan eksternal pendaki.

  1. Faktor eksternal seperti terkena paparan cuaca buruk atau air dingin yang terlalu lama, biasanya pendaki menggunakan pakaian pendakian yang tidak memadai di kondisi ekstrim.
  2. Faktor internal seperti asupan energi pada tubuh yang tidak memadai.

Hipotermia akan menjadi semakin parah ketika pendaki berada di beberapa kondisi, seperti:

  • Kehujanan karena tidak membawa raincoat / jas hujan dalam waktu yang lama.
  • Menggunakan pakaian yang basah karena keringat dan tidak bergerak dalam waktu yang lama. Misalnya ketika sampai di tempat kemah, pendaki tidak mengganti bajunya yang basah sehingga panas tubuh lebih banyak terbuang.
  • Mengenakan pakaian yang terlalu tipis dan tidak menggunakan jaket saat cuaca sedang dingin dan angin kencang.
  • Mengkonsumsi minuman beralkohol bisa memicu terjadinya hipotermia. Minuman beralkohol bisa menyebabkan pembuluh darah melebar, sehingga tubuh akan melepaskan panas yang tinggi dari permukaan kulit.
  • mengalami dehidrasi ketika pendakian sehingga metabolisme tubuh terganggu.

BAGAIMANA PENANGANAN HIPOTERMIA?

Berikut ini ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk menangani kondisi hipotermia.

  • Pantau selalu pernapasannya. Bila pernapasan terhenti atau terlihat rendah, segera berikan napas buatan (CPR).
  • Pindahkan orang yang mengalami hipotermia ke tempat yang lebih hangat bila memungkinkan seperti ke dalam tenda.
  • Segera ganti pakaian yang basah.
  • Gunakan thermal blanket / survival blanket untuk menghangatkan tubuh atau menjaga panas tubuh yang ada tidak hilang.
  • Lindungi pendaki dari hawa dingin dan angin menggunakan jaket dan sleeping bag. Tutupi juga bagian kepala, biarkan hanya wajahnya yang terbuka.
  • Berikan minuman hangat dan manis yang tidak mengandung kafein jika pendaki bisa menelan.
  • Berikan kompres hangat di beberapa bagian tubuh, bisa menggunakan air hangat yang dimasukkan ke dalam botol minum, kemudian botol minum tersebut ditempelkan dibagian tubuh seperti perut, ketiak, leher atau selangkangan. Jangan gunakan air yang terlalu panas.
  • Temani dan pantau terus kondisi pendaki hingga hingga kondisinya kembali normal, kalo bisa selalu diajak ngobrol.

PENCEGAHAN HIPOTERMIA

Hipotermia menjadi salah satu resiko paling berbahaya yang harus dihadapi ketika mendaki gunung, setiap pendaki memiliki risiko yang sama, tapi ngga semua pendaki tau risiko dan paham cara pencegahan dan penanggulangannya. Pada prinsipnya, hipotermia dicegah dengan menjaga suhu tubuh tetap dalam kondisi normal, dengan cara beberapa hal berikut ini:

  • Selalu membawa raincoat ketika mendaki gunung walaupun cuaca sedang baik2 saja, gunakan raincoat ketika hujan.
  • Gerakkan tubuh secukupnya ketika sudah merasa kedinginan untuk meningkatkan suhu tubuh. Jangan lakukan ini secara berlebihan.
  • Makan teratur dan dengan kalori yang cukup.
  • Minum air yang cukup (normalnya minum 2 liter per hari)
  • Pakai jaket menghadapi angin kencang.
  • Ketika sudah sampai di area kemah, gunakan jaket, jangan sampai menunggu sampai kedinginan.
  • Hindari penggunaan pakaian yang basah misalnya karena keringat ketika mendaki. Segera ganti pakaian yang basah. Jangan pakai pakaian basah ketika beristirahat di malam hari.
  • Bawa peralatan tidur yang memadai yang bisa menjaga suhu tubuh tetap hangag di malam hari.

Selamat mendaki gunung dengan aman dan nyaman ya teman-teman, salam lestari!

Leave a comment