Bikepacking ke Pantai Madasari, Pangandaran, Jawa Barat (part 1)

(Kayuhan Februari 2022)

Januari tahun 2022, Mang Detri, Broery dan saya akhirnya melakukan perjalanan bersepeda dari Bandung dengan tujuan akhir di Pantai Madasari, Pangandaran, Jawa Barat. Perjalanan ini telah direncanakan beberapa bulan sebelumnya. Broery yang biasanya melakukan hobi sepeda downhill mulai mempersiapkan sepeda touring, begitu juga dengan mang Detri, sepedanya udah lama ga diajak jalan jauh. Beberapa tahun silam waktu masih duduk di bangku kuliah, kegiatan bersepeda jarak jauh sering kami lakukan bersama. Sudah lama rasanya ngga bersepeda touring bareng-bareng.

Mang Detri, Broery dan Saya.

Titik kumpul kami tentukan di Bandung. Saya yang saat itu notabene tinggal di Bekasi memilih menggowes sepeda saya menuju Bandung via jalur Citereup. Jadi, ngga lewat Kota Bogor. Jalur yang ditempuh melewati Jalan Raya Narogong, Cileungsi, Jalan Raya Tajur Leuwi Bilik, Jalan Raya Puncak Dua sampai ke Jalan Raya Puncak dan lanjut ke Bandung.

Peta jalur Bekasi – Bandung.
Jalan Raya Narogong, Cileungsi, Jawa Barat.

Bersepeda dari Bekasi harus berurusan sama polusi udara dan suara. Setelah melewati jalur yang padat akan kendaraan bermotor suasana bersepeda menjadi lebih nyaman. Tak terlalu khawatir dengan kendaraan yang seenaknya berlalu-lalang. Udara pun lebih segar. Saya menepi ke sebuah tempat yang memang diperuntukkan buat orang-orang yang ingin menikmati pemandangan. Di kejauhan saya bisa melihat bentangan bukit batu yang memanjang. Pemandangan pun dilengkapi dengan bentangan sawah yang masih hijau.

Jl. Raya Tajur Leuwi Bilik, Tajur, Kec. Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Cuaca adem karena matahari terhalang awan berubah menjadi agak terik setelah awan bergeser. Saya pun melanjutkan perjalanan dan akhirnya menepi lagi sebentar untuk menikmati kopi. Saya diberi sebungkus kopi oleh teman saya Boy, teman SD dulu. Kebetulan dia punya produk sendiri untuk dijual. Buat teman-teman yang ingin coba kopinya bisa langsung liat IG-nya @laecoffeeroastery https://instagram.com/laecoffeeroastery?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Ngopi-ngopi di warung sebelum tanjakan.

Kalo ngga di target, lebih banyak berhentinya nongkrong ngopi di warung. Yah namanya juga bersepeda ala gini tujuannya menikmati perjalanan dan pemandangan. Anw kalo temen2 kalo lagi jalan-jalan lebih suka ada signal atau ngga? Kalo jalur ke Puncak via Citereup ini sinyalnya timbul tenggelam.

Tanjakannya ngga berhenti-berhenti, ngegowesnya berhenti-berhenti. Mantap.

Jalur yang tadinya landai berubah menjadi semakin curam. Sangkin curamnya saya sering mendorong sepeda daripada menggowesnya. Perjalanan terberat melewati jalur Citereup ya seperti ini, tanjakannya ngga berhenti-berhenti, ngegowesnya berhenti-berhenti. Titik tujuan saya hari itu adalah daerah Curug Cipamingkis.

Saya tiba di sekitar daerah wisata air terjun itu sudah malam hari dan segera mencari tempat untuk bermalam. Di pinggir jalan terdapat sebuah rumah makan 24 jam dan bapak yang menjaga warung sungguh ramah mempersilahkan saya untuk bermalam di tempatnya (rumah makan). Malam itu saya beristirahat di tempat makan lesehan yang beralaskan karpet. Nyaman sekali untuk kita yang suka touring sepeda. 

Sebelum ke Bandung saya singgah 2 malam di Puncak tepatnya di sekretariat Papatong, Paralayang Puncak. Karena ada teman-teman dari Karo yang sedang latihan pendidikan mendapatka lisensi paralayang PL2. Karena cuaca sedang cerah saya pun mencoba terbang beberapa kali untuk menyelesaikan jumlah jam terbang saya supaya mendapatkan lisensi PL1. Pertama kali nyobain terbang sungguh deg-deg an. Deg2annya karena memang takut jatuh. Pernah saya gagal take off dan jatuh ke kebun teh, alhasil lutut saya harus dijahit 13 jahitan dan pergelangan kaki terkilir. Tapi hal itu ngga membuat semangat saya surut untuk mencoba tebang lagi. Buat temen2 yang mau belajar terbang bisa langsung datang ke sekretariat Papatong di Puncak Bogor. Ini instagramnya @papatong_club https://instagram.com/papatong_club?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Paralayang di Puncak Bogor, Jawa Barat.

Waktunya melanjutkan perjalanan karena keesokan harinya perjalanan bersama menuju Madasari dimulai. Dari Puncak saya mengayuh lagi sepeda ke arah Bandung. Kali ini saya tidak banyak berhenti supaya cepat sampai di Bandung. Sempat beberapa kali berhenti, itu pun karena hujan. Sudah malam sekitar jam 7, saya masih berada di sekitar Padalarang dan hujan deras. Kalo hujan enaknya ngopi2 di warung. Sekitar sejam lebih saya menunggu hujan reda, tapi ngga reda2 juga. Akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Raincoat pun digunakan. Kayuhan-demi kayuhan di malam itu akhirnya sampai juga di Bandung, tepatnya di rumah Jodi daerah Arcamanik. Ohiya, Jodi akan ikut di perjalanan ini untuk men-support kami membawa mobil Broery dari Bandung. Jodi pun dengan senang hati karena udah lama ngga jalan. Sudah tengah malam. Tiba juga saya di tempat Jodi. Ngga langsung istirahat, kami ngobrol sampai agak subuh. Seperti biasanya, kalo ngobrol sama Jodi bisa panjang kali lebar bahasannya ke mana-mana. (bersambung)

Leave a comment