Kabur Ke Jepang

Konnichiwa.. anw buat kalian hidup itu pilihan atau takdir? Kalo dipikir-pikir bagaimanapun manusia berencana, Tuhan lah yang punya kehendak. Beberapa tahun lalu berencana apa? Tahun ini entah bagaimana. Kita sebagai manusia diberi akal untuk berpikir dan menentukan perjalanan mana yang akan kita jalani. Namun, semua hal tersebut merupakan campur tangan Tuhan. Orang tua yang mana yang melahirkan kita, dengan siapa kita akan menikah, siapa anak yang akan kita lahirkan dan bagaimana kita akan meninggalkan dunia, sepertinya hal tersebut kita ga bisa atur. Namun, perihal menikah sepertinya itu pilihan bukan?

Kisah Sebelum Menikah

Singkat cerita di 7-8 Februari 2024 saya menikah dengan seorang wanita pujaan hati yang bernama Suhenda Ariesty br Tarigan. Dia adalah teman sekolah sewaktu di TK, SD, SMP belasan tahun yang lalu. Tak pernah menyangka kami akan bersatu dalam sebuah kehidupan pernikahan di masa depan. Masa depan yang dimaksud adalah saat ini. Buatku Suhenda itu orangnya cantik, pinter dan rajin, sifatnya keras kepala dan mau menang sendiri. Namun, dibalik sifat keras kepalanya dia sungguh seorang yang penyayang. Masih banyak lagi sih sebenernya tapi cukup dulu pujiannya. Dulu waktu kuliah di Bandung, kami pernah dekat, menjalin hubungan pertemanan yang lebih dekat. Saling memberi kabar, memberi perhatian dan makan bareng di akhir pekan. Tapi karena suatu hal kami harus berpisah dan tak lama berselang Suhenda berangkat ke negeri Sakura Jepang setelah mendapatkan kesempatan bekerja sesuai bidang perkuliahannya. Belasan tahun lamanya kami tak bertemu secara langsung, tapi kami masih saling menanyakan kabar lewat pesan chat ataupun video call. Suhenda sibuk di Jepang, saya sibuk dengan dunia pendakian gunung di Indonesia.

Awal tahun 2023 tepatnya di bulan Februari, Suhenda pulang kampung halaman, Kabanjahe karena Ibunda sedang sakit. Karena kepulangannya kami pun bertemu. Bertemu secara nyata bukan di dunia maya. Pertemuan di suatu sore di Kabanjahe tersebut akhirnya membawa kami pada sebuah takdir, menikah. Rasaku padanya ternyata masih seperti dulu. Uhuk… Kami tak butuh waktu lama untuk memutuskan melanjutkan hubungan pertemanan ke jenjang pernikahan.  Akhirnya kami menikah di tanggal 7-8 Februari 2024 setelah menjalin hubungan jarak jauh alias LDR Indonesia Jepang selama setahun lamanya. Buatku ini sungguh lamaaaa…. Dan kami memutuskan untuk tinggal di Jepang setelah menikah. Buat Suhenda ini berarti melanjutkan pekerjaannya yang sudah berlangsung 10 tahun lamanya, buatku ini sama aja dengan mengadu nasib. Memulai semuanya dari awal. Let see what happen few years later. Let God lead the way.

Persiapan ke Jepang

Paspor, visa dan bahasa adalah tiga hal yang wajib dipersiapkan sebelum berangkat dan tinggal di Jepang.

Untuk pengurusan paspor, kebetulan paspor saya juga sudah abis masa berlakunya (entah udah berapa lama ngga keluar dari Indonesia tercinta) dan untuk pengurusan visa kali ini ternyata waktu berlakunya menjadi 10 tahun, berbeda dengan paspor beberapa tahun lalu yang maksimal 5 tahun. Kali ini caranya lebih mudah dan efisien dalam pengurusan, ngga perlu antri berdesak-desakan kayak dulu. Tahap awalnya aku mengisi formulir secara online di aplikasi M-Paspor (aplikasi di playstore), kemudian aku menerima jadwal pengurusan paspor, selanjutnya mendatangi kantor imigrasi terdekat, dan tahap terakhir menunggu paspor jadi setelah 4 hari kerja.

Untuk pengurusan visa awalnya memang agak membingungkan, saya harus mengurus visa yang mana? karena saya akan menetap di Jepang untuk waktu yang belum ditentukan, visa yang diurus pun pastinya bukan visa jalan-jalan atau kunjungan keluarga. Setelah mencoba mencari tahu, ternyata saya harus memiliki spouse visa alias visa yang nebeng istri. Namun, untuk awalnya, aku membuat visa kunjungan keluarga saja yang masa berlakunya 3 bulan lamanya. Selama di Jepang baru urus-urus spouse visa.

Untuk bahasa, buatku tantangan terbesar diawal dari kepindahan ke Jepang ini adalah mengenai bahasa apalagi bahasa Jepang menggunakan huruf kanji, berbeda dengan huru bahasa tanah air. Selama setahun 2023 lalu ku coba belajar sendiri bahasa Jepang, mulai dari baca buku, nonton youtube,dan diajarin ngomong sama calon istri. Ternyata banyak huruf yang harus dipelajari. Huruf Hiragana, Katakana dan Kanji Jepang. Hiragana dan Katakana masing-masing 46 huruf dan huruf kanji katanya ada ribuan. Semangat ini rasanya tiba2 diuji.

Tak terasa delapan jam penerbangan dari Bandara Kualanamo Medan menuju Bandara Haneda Jepang. Kesan pertama tiba di negri Sakura ini aku merasa benar-benar merasa asing. Di mana-mana tulisan Jepang. Dari bandara kami langsung bergegas naik kereta api menuju Chigasaki yang jaraknya sekitar 1 jam perjalanan. Ya Chigasaki adalah tempat kami tinggal nanti, istriku sudah 10 tahun tinggal di sini. Karena memang lagi di penghujung musim winter, suhu malam itu sangat dingin. Oh yaa, istriku dan beberapa orang pihak keluarga suka menanyakan apakah aku akan betah tinggal di Jepang nantinya.

Leave a comment